INFOBANJARNEGARA.com – Menghadapi zaman yang terus berubah, para guru juga harus mau berubah. Hal itu kompak diungkapkan dua pemateri kegiatan Program Organisasi Penggerak (POP) Kabid SMP Dindikpora Banjarnegara Doko Herwanto dan dosen Jurusan Sejarah Unnes Muhamad Shokheh. Kegiatan yang dihelat oleh Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI) di Aula Rumah Guru PGRI Banjarnegara itu diikuti 60 peserta dari 20 SMP di Kabupaten Banjarnegara.
Doko mengungkapkan, anak-anak sekarang memiliki perbedaan dengan anak-anak di masa lalu. Maka pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran juga harus berbeda.
“Pendekatan berdiferensiasi harus diterapkan kepada siswa. Masing-masing anak unik, memiliki kelebihan khusus. Maka pendekatannya harus berbeda. Jangan minta ikan untuk terbang, atau tupai untuk berenang. Anak-anak kita juga berbeda kemampuannya,” tandas Doko.
Sementara itu, Muhamad Shokheh mengungkapkan, era disrupsi menjadikan para guru harus peka dan dapat memahami siswa jaman sekarang. Menurutnya, perubahan selalu terjadi, dan membutuhkan penyikapan terbaik.
“Kata kuncinya para guru harus senantiasa pribadi pembelajar. Guru harus belajar rumpun keilmuan pelajarannya maupun ilmu lainnya. Diferensiasi yang harus dipahami guru dan dapat mengkomparasikannya, antara daring dengan luring dan sebagainya,” jelas doktor alumni University Teknologi Malaysia itu.
Salah satu peserta kegiatan POP Yoni Nurwinto mengungkapkan, kegiatan POP sangat bermanfaat bagi para peserta. Menurutnya, para guru menjadi lebih ahli utamanya dalam membuat media video pembelajaran. Ia berharap ke depan ilmu yang didapatkan dapat ditularkan kepada guru lain.
“Di sekolah kami ada IHT (in house training) setiap tahun. Tentu kami akan memberikan kesempatan kepada guru yang sudah dilatih di POP untuk disebarkan kepada guru lainnya. Harapannya nanti mereka dapat berbagi ilmu agar kealitas pembelajaran semakin baik,” harap Kepala SMPN 1 Kalibening itu.