INFOBANJARNEGARA.com – Kehadiran mata pelajaran Sejarah Tingkat Lanjut dalam Kurikulum Nasional terbaru diidentifikasi sebagai peluang sekaligus tantangan bagi para guru sejarah. Hal ini menjadi fokus dalam webinar daring bertajuk “Sejarah Tingkat Lanjut: Filosofi Konsep dan Implementasinya di Ruang Kelas” yang diselenggarakan pada Kamis malam, (8/8/2024).
Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah dan MGMP Sejarah Provinsi Jawa Tengah, sebagai respons terhadap kebijakan baru yang memperkenalkan Sejarah Tingkat Lanjut. Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat AGSI, Endar Prio Sulistio, hadir sebagai narasumber utama.
Endar menjelaskan bahwa kemunculan mata pelajaran ini adalah hasil dari perjuangan guru sejarah yang diwadahi oleh AGSI, yang bertujuan untuk memperkuat Sejarah Indonesia sebagai muatan wajib dan menjadikan Sejarah Tingkat Lanjut sebagai opsi tambahan bagi siswa.
“Dengan kebijakan baru yang relatif mendadak ini, banyak guru merasa kesulitan dalam penyesuaian. Namun, guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan materi yang diajarkan, termasuk mengaitkan konten sejarah global dengan perspektif nasional atau lokal,” ungkap Endar.
Saiful, salah satu peserta dari SMAN 1 Karangreja Purbalingga, menambahkan bahwa mata pelajaran ini tidak hanya membantu menjaga jumlah jam pelajaran guru sejarah, tetapi juga meningkatkan minat siswa terhadap sejarah dunia yang terhubung dengan sejarah lokal.
“Misalnya, siswa di sekolah kami sudah mengetahui tentang pos gardu VOC dan kaitannya dengan rempah-rempah di daerah kami,” jelas Saiful.
Ketua AGSI Jawa Tengah, Heni Purwono, mengungkapkan bahwa Sejarah Tingkat Lanjut memberikan kebebasan kepada guru untuk menyampaikan materi sesuai dengan kemampuan mereka dan kebutuhan siswa.
“Guru Sejarah Tingkat Lanjut diharapkan memiliki wawasan yang luas, kemampuan literasi yang baik, serta sumber belajar yang memadai, sehingga dalam 5 jam pelajaran seminggu, siswa tetap tertarik dan tidak merasa bosan,” tambah Heni.
Sementara itu, Ketua MGMP Sejarah SMA Provinsi Jawa Tengah, Rinto Budi Santosa, menyatakan bahwa mata pelajaran Sejarah Tingkat Lanjut mencerminkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
“Memberikan siswa kemerdekaan dalam memilih materi yang diinginkan sangat sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta berfokus pada kebutuhan siswa,” tandas Rinto.