Tarif Tol Naik, Setya Arinugroho: Jangan Bebani Rakyat Tanpa Perbaikan Layanan!

Tarif Tol Naik, Setya Arinugroho: Jangan Bebani Rakyat Tanpa Perbaikan Layanan!

SEMARANG – Rencana kenaikan tarif tol yang akan diberlakukan mulai Mei 2025 menuai respons keras dari Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho. Ia mendesak pemerintah dan pengelola jalan tol agar tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga menjamin peningkatan layanan, khususnya dalam hal keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.

“Kenaikan tarif tol mestinya sebanding dengan keamanan dan kenyamanan pemakai. Kalau tarif naik, kualitas layanan juga harus naik,” tegas Ari, Jumat (23/5/2025).

Menurutnya, angka kecelakaan lalu lintas yang masih tinggi di sejumlah ruas jalan tol, seperti Tol Semarang–Solo dan Semarang–Batang, menunjukkan bahwa aspek keselamatan masih menjadi pekerjaan rumah besar.

“Diperbaiki dulu keamanan dan kenyamanan, karena kasus kecelakaan di tol masih sering terjadi,” tambahnya.

Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebelumnya mengumumkan kenaikan tarif pada beberapa ruas tol strategis di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat yang semakin terbebani secara ekonomi.

0L7A9724 Tarif Tol Naik, Setya Arinugroho: Jangan Bebani Rakyat Tanpa Perbaikan Layanan!

Setya Ari menyoroti bahwa banyak rest area yang tidak layak, pencahayaan minim, hingga sistem evakuasi darurat yang belum optimal. Ia mendesak evaluasi menyeluruh sebelum tarif dinaikkan.

“Jangan jadikan tol sekadar bisnis. Kalau masyarakat diminta bayar lebih, berikan juga jaminan kenyamanan dan keselamatan,” ujarnya.

Sebagai wakil rakyat, Setya memastikan DPRD Jawa Tengah akan mengawal ketat kebijakan ini, termasuk menilai dampaknya terhadap pengguna tol harian seperti sopir logistik dan masyarakat pekerja yang paling terdampak secara ekonomi.

Ia juga meminta agar proses penyesuaian tarif dilakukan secara transparan, melibatkan kajian publik, dan tidak asal tetapkan angka tanpa memperhatikan kondisi sosial.

“Jangan sampai tol hanya jadi ladang cuan, tapi melupakan hak dasar pengguna: aman, nyaman, dan transparan,” tutupnya.