Siswa SMAN 1 Sigaluh Belajar Ecoprint: Fashion Ramah Lingkungan yang Modis

Siswa SMAN 1 Sigaluh Belajar Ecoprint: Fashion Ramah Lingkungan yang Modis

Infobanjarnegara.com – Trend gaya hidup ramah lingkungan semakin berkembang dan kini merambah dunia fashion melalui teknik ecoprint.

SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara memanfaatkan momentum ini untuk mengajarkan ecoprint kepada siswa-siswanya dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (12/11/2024) dan difokuskan pada tema kewirausahaan, dengan tujuan membekali siswa dengan keterampilan sekaligus kesadaran lingkungan.

Ecoprint adalah teknik memberi pola pada kain menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, atau batang tanaman.

Teknik ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menghasilkan motif unik yang bervariasi, menjadikannya pilihan menarik dalam dunia fashion.

Ecoprint memungkinkan kain menjadi lebih bernilai dan eksklusif, serta dapat dikembangkan menjadi berbagai produk, seperti pakaian, scarf, hingga tas.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber berpengalaman, yaitu Juli Sudarmi, seorang praktisi ecoprint dari RaPakem Handicraft Gumiwang, Banjarnegara.

Juli menjelaskan bahwa proses ecoprint dimulai dengan proses mordanting, yaitu penambahan zat pada kain untuk membantu menyerap warna dari bahan alami yang digunakan.

“Mordant berfungsi untuk memperkuat warna dan membantu proses transfer warna dari daun atau bunga ke kain,” ujar Juli di depan para siswa yang antusias mengikuti penjelasannya.

Selanjutnya, siswa memulai tahap penataan motif dengan menempelkan daun dan bunga di atas kain yang sudah dimordant.

Juli memberikan saran mengenai pilihan daun untuk menghasilkan warna terbaik.

“Pilih daun yang relatif muda dan berwarna cerah, seperti daun jati merah atau daun tanaman herbal yang memiliki kandungan tanin tinggi, karena daun seperti ini bisa menghasilkan warna yang kuat,” tambah Juli.

Beberapa jenis daun yang disarankan Juli untuk ecoprint adalah daun jati muda, daun lanang, ketepeng kebo, kenikir Afrika, daun jambu, serta tanaman seperti air mata pengantin dan jarak.

Setelah daun dan bunga tertata di kain, proses ecoprint dilanjutkan dengan menutup kain menggunakan kain blanket dan lapisan plastik agar motif daun tercetak dengan baik.

Siswa kemudian mempres daun agar menempel lebih sempurna dan akhirnya menggulung kain untuk proses pengukusan selama dua jam.

Setelah dikukus, kain ecoprint dibiarkan mengering dan dicuci untuk menghilangkan sisa bahan. Hasilnya adalah kain dengan motif alami yang unik dan siap digunakan untuk berbagai produk fashion.

Apesiasi Kepala Sekolah

Kepala SMAN 1 Sigaluh, Antono Aribowo, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap para siswa dapat menjadikannya bekal keterampilan untuk masa depan.

“Dengan keterampilan ecoprint ini, siswa bisa membuka peluang usaha. Kami di Sigaluh berada di lingkungan yang rimbun dan kaya sumber daya alam, sehingga bahan untuk ecoprint pun melimpah. Semoga dari P5 ini muncul pengusaha ecoprint yang sukses dari SMAN 1 Sigaluh,” ujar Antono.

Para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam kegiatan ini. Mereka berharap bisa terus mengembangkan kemampuan ecoprint dan melihatnya sebagai peluang bisnis kreatif.

Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka tentang dunia fashion yang ramah lingkungan tetapi juga menginspirasi mereka untuk memulai usaha berbasis alam.

Dengan belajar ecoprint, siswa SMAN 1 Sigaluh tidak hanya mengenal seni dan teknik pembuatan motif kain tetapi juga memahami pentingnya melestarikan alam.

Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan lingkungan sambil memberikan mereka peluang untuk berkarya dan berwirausaha di masa depan.

» Klik info lainnya di Google News INFO BANJARNEGARA

» Ikuti Saluran Infobanjarnegara.com di WhatsApp: INFO BANJARNEGARA