Banjarnegara — Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama Wereng Batang Coklat (WBC) dilaksanakan secara serentak oleh petani Desa Gentansari, Kecamatan Pagedongan, pada Senin (14/7/2025).

Kegiatan ini merupakan bukti nyata sinergi antara petani, penyuluh pertanian, TNI, dan pemerintah desa dalam menjaga ketahanan pangan lokal.

Aksi pengendalian difokuskan pada lahan seluas 7 hektare di Blok Jlanggung yang ditanami padi umur 12 Hari Setelah Tanam (HST).

Koordinator BPP Kecamatan Pagedongan, Novi Darmayanti, S.Pt, menjelaskan bahwa Gerdal dilakukan setelah dilakukan pengamatan lapangan yang menemukan populasi wereng telah melewati ambang batas ekonomi, yaitu lebih dari 10 ekor per rumpun padi.

“Saat ambang batas terlampaui, tindakan pengendalian harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan meluas,” ujarnya.

Strategi Gabungan: Kimia, Organik, dan Musuh Alami

Udin Priyanto, Koordinator Petugas OPT Kabupaten Banjarnegara, menyampaikan bahwa pengendalian WBC sebaiknya dilakukan sejak dini. Insektisida organik bisa digunakan bila populasi masih rendah, namun jika sudah tinggi, maka pengendalian perlu menggunakan bahan aktif seperti BPMC, Dimehipo, Fipronil, atau Buprofesin.

Ia juga mengingatkan pentingnya pemanfaatan musuh alami, seperti laba-laba, kumbang koksi, tomcat (Paederus), dan kumbang botol untuk pengendalian hayati yang berkelanjutan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Komandan Posramil Kecamatan Pagedongan dan Kepala Desa Gentansari, Supriyono. Ia menyambut baik sinergi semua pihak dalam penanggulangan hama yang merugikan petani.

“Alhamdulillah hari ini kita bergerak bersama. Semoga petani Gentansari semakin tanggap dan mampu mengatasi tantangan pertanian,” ungkap Supriyono.

Pelaksanaan Gerdal ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi multisektor mampu memperkuat pertanian lokal. Langkah ini tidak hanya menanggulangi hama, tapi juga meningkatkan kapasitas petani dan menjaga produktivitas padi di tengah tantangan iklim dan OPT.

By Widodo