INFOBANJARNEGARA.com – SDIT Insan Mulia Karangkobar menyelenggarakan sebuah event yang telah menjadi program sekolah yaitu “Expo Proyek P5 dan Gelar Karya”. Sabtu, (19/11/22).
Acara ini merupakan kolaborasi penerapan 2 kurikulum sekaligus yaitu kurtilas dengan puncak temanya dan kurikulum merdeka dengan P5.
Acara yang bertemakan “Gerakan Anti Bullying” ini memadukan pertunjukan dan pameran produk sekaligus yang diciptakan oleh siswa-siswi SDIT Insan Mulia dengan pendampingan guru atau ustad/zah.
Wenti, Kepala SDIT Insan Mulia dalam sambutannya menerangkan bahwa kami mengambil tema ini sebagai langkah pengendalian dan pencegahan bullying di sekolah, meskipun tema ini sebenarnya masuk dalam fase D di jenjang SMP, namun tema ini juga dapat masuk pada fase A “Bhineka Tunggal Ika”.
“Dimana kita harus bisa saling menghargai antar sesama, memiliki rasa empati, saling tolong-menolong, bisa menjaga gerak dan menjaga lisan serta saling mendukung dalam berprestasi. Hal ini sesuai dengan tujuan dari Proyek Penguatan profil pelajar Pancasila sekaligus juga menjadi tujuan diselenggarakannya expo proyek ini” terang Wenti.
Baca juga: Siswa SMK Bisa Menjadi Luar Biasa Ketika Dibiasakan Belajar Di Luar
Acara berlangsung meriah, antusiasme wali murid untuk menyaksikan acara luar biasa hampir 95% wali murid hadir, meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk menyaksikan dan menikmati acara putra-putrinya hari ini.
“Kelancaran Expo Proyek hari ini bukanlah semata-mata kesuksesan saya, melainkan kesuksesan kita keluarga besar SDIT Insan Mulia.” Tambah Wenti.
Eva ketua panitia penyelenggara menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal SDIT Insan Mulia menjadi sekolah bebas bully dan siswa dapat menjadi insan mulia yang saling menyayangi.
“Gelar karya itu penting dilakukan sebagai wujud apresiasi kita terhadap karya dan produk keterampilan siswa yang telah berusaha dan berproses dalam meciptakan sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai guna.” tambah Eva.
Beberapa produk yang ditampilkan saat gelar karya diantaranya adalah diorama kebun binatang oleh siswa-siswi kelas 1, membuat kerajinan tangan dari sabun, tanah liat dan plastisin oleh siswa-siswi kelas 2, membuat kreasi bingkai foto oleh siswa-siswi kelas 3, membuat aneka kerajinan dari barang bekas, yang disulap menjadi tempat pensil, miniature pesawat dan alat pelontar sederhana kelas 4, menampilkan ornament dawet ayu beserta penjelasannya oleh siswa-siswi kelas 5, dan membuat kerajinan bernilai ekonomi dari kain perca dan barang bekas oleh siswa-siswi kelas 6.
Pada pertunjukan gelar karya juga disediakan photoboot yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk berfoto sekaligus mengkampanyekan Gerakan anti bullying.
Karena dalam proses mencipta itu dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan ketelatenan, sebuah proses yang tidak mudah untuk dilakukan oleh siswa.
Nilai-nilai tersebut harapannya bisa terwujud di tiap tahap proses belajar anak baik saat ini maupun dimasa yang akan datang.
“Semoga tujuan dari acara hari ini benar-benar bisa terwujud dan menjadi pembelajaran yang berharga bagi siswa untuk senantiasa mengargai proses, menghargai orang lain dan dapat menjadi insan mulia yang berbudi dan berprestasi di masa kini dan masa yang akan datang.” pungkas Eva.
“
Pingback: Membudayakan Kembali Budaya Literasi Jawa, MGMP Bahasa Jawa Banjarnegara Gelar Lomba Baca Tulis Aksara Jawa Tingkat SMA-SMK. Berikut Pemenangnya