INFOBANJARNEGARA.com – Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang di kemas sangat menarik terkait bakat dan minat siswa. Di dalamnya terdapat sebuah projek yang kita kenal dengan nama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Suasana di SD Negeri 1 Adipasir kecamatan Rakit Banjarnegara ini tidak seperti biasanya, sekolah ramai dengan adanya kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Sabtu (4/2/2023).
Ketua panitia kegiatan Joko Triongko mengatakan bahwa implementasi kurikulum merdeka dan program P5 di SD Negeri 1 Adipasir Kecamatan Rakit kabupaten Banjarnegara diwujudkan dengan menanamkan jiwa kewirausahaan kepada siswa. Selain menampilkan potensi perekonomian di wilayah tersebut, sekolah juga mengundang orang tua siswa untuk menjadi narasumber dan inspirasi bagi siswa.
“Kegiatan ini kita laksanakan guna menguatkan kompetensi profil pelajar pancasila, menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada anak-anak sejak sedini mungkin dan menumbuhkan kreativitas siswa”, kata Joko Triongko.
Kepala SD Negeri 1 Adipasir, Slamet Ediyono menjelaskan sebagai upaya mengasah dan menumbuhkan jiwa entrepreneur (kewirausahaan) sejak dini, SD Negeri 1 Adipasir Kecamatan Rakit melaksanakan P5 dengan tema Kewirausahaan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan praktik membuat Jamu Tradisional dan Kue Srabi.
“Kali ini pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila mengangkat tema kewirausahaan yang ada di wilayah Adipasir. Program bertema kewirausahaan tersebut mengambil topik pembuatan jamu Tradisional dan kue Srabi. Sekolah mendatangkan narasumber orang tua siswa yang mempunyai usaha jamu tradisional dan kue srabi yaitu Bu Misem pembuat jamu tradsional dan bu Katini pembuat kue Srabi” ujar Slamet Ediyono.
Sementara itu, Korwilcamdikpora kecamatan Rakit Subiarto yang membuka kegiatan ini menyambut baik dan memberi apresiasi yang tinggi dengan adanya kegiatan ini.
Menurutnya, bila sejak dini para siswa diajarkan tentang kewirausahaan. Diharapkan nanti ke depannya akan lahir para pengusaha yang tangguh sehingga dapat membawa kemaslahatan bagi kehidupannya.
“Saya melihat kegiatan ini, anak kita diajak sedini mungkin untuk berwirausaha, bagaimana bisa membuat jamu tradisional dan kue srabi serta menjual hasil produksinya,” ucapnya.
Subiarto menambahkan bahwa dengan menanamkan jiwa entrepreneur sejak dini, siswa dapat menciptakan berbagai ide kreatif dan inovatif, serta kritis dalam melihat sebuah peluang untuk memulai wirausaha yang tentunya berlandaskan kejujuran dan tanggung jawab.
“Dengan menanamkan jiwa entrepreneur sejak dini, siswa didorong lebih kreatif lagi dalam berkarya, sesuai proyek yang dicanangkan dalam membentuk karakter profil pelajar Pancasila,” pungkas Subiarto.