Infobanjarnegara.com, Jambi – Ratusan guru sejarah dari seluruh Indonesia berkumpul di Provinsi Jambi untuk mengikuti Simposium Nasional Guru Sejarah ke-6 yang diadakan oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Kamis (17/10/2024).
Acara ini telah menjadi agenda tahunan yang dinantikan, mempertemukan para pendidik sejarah untuk memperkaya pengetahuan dan mempererat silaturahmi.
Presiden AGSI, Sumardiansyah Perdana Kusuma, membuka rangkaian kegiatan dengan ziarah ke makam Rangkayo Hitam, tokoh pejuang Islam di Jambi dari awal abad ke-16 yang dikenal karena keberanian dan kesaktiannya.
“Saya selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam tokoh-tokoh penting di tempat yang saya kunjungi. Ini sebagai bentuk penghormatan dan juga untuk mengambil inspirasi dari keteladanan mereka,” ungkap Sumardiansyah.
Ziarah ini menandai dimulainya Simposium Nasional Guru Sejarah VI, di mana Sumardiansyah menyampaikan bahwa acara ini bukan hanya ajang berkumpul, tetapi juga bukti konsistensi peran penting para guru sejarah dalam membentuk peradaban dan mempererat persatuan bangsa.
“Guru sejarah adalah garda terdepan dalam merawat keindonesiaan. Simposium ini menjadi salah satu wujud komitmen kita untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan sejarah di tanah air,” ujarnya.
Sumardiansyah juga menyoroti kekuatan AGSI sebagai organisasi profesi yang menjangkau seluruh provinsi di Indonesia.
“AGSI mungkin satu-satunya organisasi profesi berbasis mata pelajaran yang memiliki kepengurusan di 38 provinsi. Mereka datang ke sini dengan semangat dan dukungan pribadi, menggunakan tunjangan profesi mereka untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri,” kata Wasekjen PB PGRI ini, mengapresiasi dedikasi para peserta.
Yularti, salah satu peserta dari Jawa Tengah, mengaku bahwa keikutsertaannya dalam AGSI bermula dari webinar yang diadakan selama pandemi.
“Sejak saat itu, saya selalu mengikuti kegiatan AGSI. Acara seperti ini adalah kesempatan untuk bersilaturahmi, mengenal budaya nasional, dan meningkatkan kompetensi saya sebagai guru,” ungkap guru SMAN 2 Wonosobo yang juga Bendahara AGSI Jawa Tengah ini. Ia menambahkan, dirinya rela menabung dari tunjangan profesi untuk mengikuti simposium ini demi kesempatan bertukar ilmu dan berbagi praktik terbaik dengan rekan-rekan seprofesi.
Baca juga: Pariwisata Banjarnegara Butuh Inovasi: Belajar dari Konsep Kondangan
Selama empat hari ke depan, hingga Minggu (20/10/2024), para peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk Simposium bertema “Menguak Jaringan Sungai dan Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara”, seminar internasional, serta lawatan sejarah ke objek-objek bersejarah di Jambi.
Acara ini juga direncanakan dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Dirjen GTK Nunuk Suryani dan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, yang masih menunggu konfirmasi.
Simposium ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi para guru sejarah, tetapi juga memperkuat jaringan dan kolaborasi antar pendidik dalam melestarikan dan mengajarkan sejarah dengan cara yang lebih inspiratif dan relevan di era modern.
» Klik info lainnya di Google News INFO BANJARNEGARA
» Ikuti Saluran Infobanjarnegara.com di WhatsApp: INFO BANJARNEGARA