INFOBANJARNEGARA.com – Otak manusia ternyata 80 persen lebih mudah mengingat sesuatu secara visual. Karenanya dalam pembelajaran, para guru harus kreatif memanfaatkan media visual agar menarik minat siswa belajar.
Hal itu diungkapkan Pengembang Teknologi Pembelajaran Direktorat Dikdas Kemendikbudristek Irfana Steviano, Rabu (17/5/2023) di Aula Rumah Guru PGRI Banjarnegara dalam “Pelatihan Penguatan Penerapan Karya Video dalam Pembelajaran Berdiferensiasi” dalam rangka Program Organisasi Penggerak (POP) Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI).
Irfana mengungkapkan juga bahwa para siswa saat ini terbiasa menonton konten video cepat dengan ekspresi yang menarik dari para youtuber. Karenanya jika guru membuat video pembelajaran, tidak boleh dengan cara yang biasa-biasa saja.
“Video para guru tidak akan ditonton siswa kalau tidak menarik penampilannya. Siswa tidak bisa dipaksa menonton video kita. Kita yang harus membuat video dengan semenarik mungkin,” jelas Irfana.
Untuk membuat video menarik, tambah Irfana, tidak harus bermodal mahal dengan alat-alat yang rumit. Menggunakan platform zoom meeting yang gratisan pun bisa.
“Hal terpenting yang harus dilakukan guru adalah secara teknis menguasai. Karena fitur-fitur untuk mempercantik video juga tersedia secara gratis. Hanya bermodal laptop, guru mustinya bisa membuat konten-konten pembelajaran video yang menarik,” tambah Irfana.
Untuk dapat menguasai teknik-teknik pembuatan media pembelajaran, imbuh Irfana, maka para guru harus menjadi pribadi pembelajar.
“Pasca pandemi banyak sekali aplikasi yang dimanfaatkan. Modal utamanya guru harus haus belajar, eksplorasi, webinar-webinar dan tutorial. Agar anak-anak bisa merasa lebih nyaman dalam belajar,” pungkasnya.
Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia Heni Purwono berharap, apa yang sudah dilatihkan dalam POP ini dapat diimbaskan dan dikembangkan oleh para peserta sesuai program ini.
“Para peserta saya harap bisa mengimbaskan ke teman-teman guru lain, dan juga terus menerus mempraktikkan ilmu yang sudah mereka dapatkan. Tanpa hal itu dilakukan, POP ini menjadi tidak produktif. Saya yakin semakin para guru ini mau berbagi ilmu, semakin mereka ma uterus belajar dan juga bertambah ilmunya,” ujar Heni.