Banjarnegara – Jumat, 16 April 2016 menjadi titik awal perjalanan inspiratif Turiman dalam menggerakkan kebaikan di Banjarnegara.
Saat itu, ia memulai aksi sederhana namun bermakna: membeli habis dagangan Mbah Jono, penjual sarapan di Kampung Prajuritan, untuk dibagikan secara gratis kepada warga sekitar. Aksi itu kemudian melahirkan gerakan sosial yang dikenal sebagai Jumat Barokah Banjarnegara (JBB).
Dari kegiatan kecil tersebut, semangat berbagi terus meluas. Turiman kemudian meresmikan gerakan itu menjadi yayasan setahun setelahnya.
Ia belajar dari komunitas serupa di Yogyakarta dan Depok, seperti Rumah Hati Jogja dan Sekolah Relawan. Berbekal semangat dan dukungan media sosial, JBB pun tumbuh menjadi gerakan sosial yang konsisten.
“Fokus awal kami adalah membagikan sarapan gratis setiap Jumat. Seiring waktu, kegiatan meluas menjadi pembagian sembako, beasiswa untuk siswa kurang mampu, dan bantuan pendidikan,” ujar Turiman.
Selama bertahun-tahun, JBB telah membantu banyak anak sekolah di Banjarnegara, mulai dari membelikan sepeda, membayar tunggakan SPP, hingga mendukung biaya kuliah.
Saat pandemi, mereka turut aktif membagikan paket sembako kepada masyarakat terdampak.
Tak hanya terbatas di wilayah kota, kini gerakan sarapan gratis menyebar ke berbagai kecamatan. Seperti Jumat (18/4/2025) lalu, kegiatan JBB digelar di Desa Bantarwaru, Kecamatan Madukara.
Kali ini, warung milik Supiah, penjual nasi rames dan bubur sumsum, menjadi sasaran program. Dagangannya langsung ludes diborong dan dibagikan kepada warga sekitar.
“Dulu, setiap kegiatan kami beri nomor. Tapi sekarang terlalu sering hingga tidak sempat lagi mencatat. Banyak yang mengira kami dari partai, padahal ini murni sosial dan nonpartisan,” tegas Turiman.
Kini, selain menggerakkan JBB, Turiman juga fokus pada Gerakan Infaq Beras (GIB) Banjarnegara. GIB adalah jaringan nasional yang dipelopori KH Luqmanul Hakim dari Pontianak.
Gerakan ini menghimpun donasi untuk membeli beras berkualitas, yang kemudian disalurkan ke puluhan pesantren di Banjarnegara.
“Dakwah saya bukan dengan ceramah, tapi dengan aksi nyata. Kami kumpulkan donasi dari para orang tua asuh, lalu disalurkan untuk santri penghafal Al-Qur’an. Semoga menjadi amal jariyah bagi semuanya,” kata Turiman.
Saat ini, GIB Banjarnegara bahkan tercatat sebagai salah satu cabang paling aktif di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan rata-rata donasi mencapai Rp60 juta per bulan.
Kontribusinya telah menyentuh ratusan santri dan puluhan pondok pesantren.
Gerakan sosial yang dilakukan Turiman menunjukkan bahwa kebaikan bisa dimulai dari langkah kecil dan konsisten. Ia membuktikan bahwa satu tindakan sederhana bisa menjadi pemantik perubahan besar.
Semoga semangat seperti ini terus menjalar ke seluruh penjuru negeri.