Infobanjarnegara.com – Dalam rangkaian kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diadakan di SMAN 1 Sigaluh, Banjarnegara, Bendahara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banjarnegara, Dr. Nafis Athoillah, menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya menghargai dan merayakan keragaman di Indonesia, Senin (11/11/2024).
Di hadapan ratusan siswa kelas XII, Dr. Nafis menekankan bahwa keragaman budaya, suku, dan agama yang ada di Indonesia adalah bagian dari rencana dan anugerah Allah, yang harus diterima dan disyukuri dengan sepenuh hati.
“Keragaman bukanlah sesuatu yang kebetulan. Ini adalah sesuatu yang Allah berikan sebagai rahmat,” ujar Dr. Nafis. “Allah menganugerahkan kepada kita ribuan pulau, ratusan suku bangsa, dan beragam bahasa. Ini adalah keindahan dan kekayaan bangsa kita yang seharusnya menjadi sumber kekuatan, bukan perpecahan.”
Pernyataan ini merujuk pada konsep Bhinneka Tunggal Ika, semboyan nasional Indonesia yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu,” yang dianggap Dr. Nafis sebagai prinsip ilahi yang harus dihargai dan dijaga oleh setiap warga negara.
Dalam kesempatan ini, Dr. Nafis, yang juga menjabat sebagai Pengawas PAI Kemenag Banjarnegara, menekankan bahwa keberagaman tidak hanya tentang menerima perbedaan tetapi juga menghormati dan merawat persaudaraan di tengah perbedaan tersebut.
Dia berharap bahwa meskipun mayoritas siswa di SMAN 1 Sigaluh beragama Islam, mereka tetap menghormati siswa dengan keyakinan yang berbeda, begitu pula sebaliknya.
Pesan Dr. Nafis ini mendapat tanggapan positif dari para siswa, termasuk Kethi Sundari, seorang siswa beragama Buddha di SMAN 1 Sigaluh. Kethi membagikan pengalaman pribadinya mengenai bagaimana ia merasa nyaman dan dihargai dalam lingkungan sekolah.
“Di sini, saya merasa diterima dengan baik oleh teman-teman dan guru-guru,” kata Kethi.“Sekolah menyediakan guru agama Buddha yang datang setiap pekan, jadi kami bisa belajar agama kami dengan baik. Bahkan, ketika saya ikut lomba bercerita agama Buddha di tingkat provinsi, sekolah sangat mendukung, dan saya berhasil meraih juara dua.”
Kethi menambahkan bahwa kebebasan dan dukungan yang ia rasakan di SMAN 1 Sigaluh adalah contoh nyata dari penerapan nilai-nilai Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah.
Baginya, pengalaman ini mengajarkan bahwa meskipun terdapat perbedaan agama, saling menghargai dan mendukung adalah hal yang mungkin dan penting dilakukan.
Kegiatan P5 dengan tema Bhinneka Tunggal Ika ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa.
SMAN 1 Sigaluh ingin memastikan bahwa para siswanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman, sebuah kualitas yang sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila. Melalui kegiatan ini, sekolah berharap dapat membentuk siswa yang memiliki karakter nasionalisme yang kuat serta rasa toleransi yang tinggi.
Selain tema Bhinneka Tunggal Ika, SMAN 1 Sigaluh juga mengadakan tema lain dalam kegiatan P5, yakni kewirausahaan, dengan fokus pada keterampilan pembuatan batik ecoprint dan makanan modern bergizi tinggi. Selama lebih dari dua pekan, para siswa bekerja sama untuk menguasai keterampilan ini dalam suasana kolaboratif, yang juga menjadi ajang penguatan profil Pelajar Pancasila melalui aspek gotong royong dan inovasi.
Dengan berbagai tema yang diangkat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini, SMAN 1 Sigaluh berupaya memberikan bekal penting bagi siswanya agar siap menghadapi tantangan di masa depan.
Kepala Sekolah berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan tetapi juga menciptakan pengalaman praktis bagi siswa dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.
» Klik info lainnya di Google News INFO BANJARNEGARA
» Ikuti Saluran Infobanjarnegara.com di WhatsApp: INFO BANJARNEGARA