BANJARNEGARA – Suasana berbeda tampak di jalur tanjakan dari Batur menuju Dieng pada Rabu pagi (9/7/2025).

Puluhan remaja berpakaian olahraga berjalan beriringan dengan ransel di punggung, sesekali melantunkan yel-yel layaknya pasukan pejuang yang tengah bergerak dalam barisan panjang.

Pemandangan itu adalah bagian dari tradisi long march yang rutin dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Mumtaza Prapas Banjarnegara.

Kegiatan ini menjadi agenda akhir semester sebagai bentuk penyegaran santri setelah ujian sekaligus sarana membangun ketahanan fisik dan kekompakan tim.

Tahun ini, rute yang ditempuh terbilang menantang: sejauh 15 kilometer dari Batur menuju kawasan dataran tinggi Dieng, yang terkenal dengan kadar oksigennya yang tipis.

Menurut Pengasuh Ponpes Mumtaza, Afit Juliat Nurcholis, sebanyak 250 santri mengikuti kegiatan ini. Mereka diberangkatkan dari kampus pesantren menggunakan 3 truk TNI dan 4 microbus sekitar pukul 06.30 WIB.

“Sesampainya di Pos 1 Batur, santri mendapatkan pengarahan dari anggota Polsek Batur agar menjaga ketertiban selama perjalanan,” ungkap Afit.

Perjalanan panjang ini tidak sekadar fisik, di sepanjang rute disiapkan enam pos pemberhentian yang masing-masing diisi dengan permainan tim dan uji kekompakan.

Pos terakhir atau pamungkas menjadi momen paling ditunggu: pemandian air panas alami Binthingan, tempat para santri melepas lelah dengan berendam di kolam air panas bersama para ustadz dan pengasuh.

“Di Mumtaza, zikir, pikir, dan fisik adalah satu kesatuan. Santri kami dilatih menjadi pribadi muslim paripurna, kuat secara spiritual, intelektual, dan jasmani,” tegas Afit.

Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Ponpes Mumtaza dalam mendidik generasi muda yang tangguh, solid, dan siap berkontribusi bagi umat dan bangsa.

By Widodo