Banjarnegara – Di tengah derasnya arus modernisasi, kuliner tradisional kerap kali menjadi warisan budaya yang menghadirkan kenangan masa lalu.
Salah satu kuliner khas yang bertahan di tengah perkembangan zaman adalah klathak, makanan tradisional khas Karangkobar yang berbahan dasar tepung singkong.
Pak Darto dan Mak Darto, pasangan yang telah berusia lebih dari setengah abad, menjadi sosok di balik eksistensi klathak yang telah bertahan selama lebih dari 30 tahun.
Kisah Perjuangan Pak Darto dan Mak Darto
Dalam sebuah perbincangan hangat, Pak Darto menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh liku.
Sejak muda, ia telah membantu keluarga di bidang pertanian, seperti mencangkul, mencari rumput, dan menyiangi tanaman.
Setelah sempat mencoba bekerja di sebuah sekolah selama beberapa bulan, Pak Darto memilih untuk kembali ke akar tradisi, memulai usaha produksi klathak di rumahnya.
“Ya wis suwe, wong kit anake rung lahir, nganti siki anake duwe putu umur 15 tahun,” tutur Pak Darto, mengungkapkan bahwa ia telah memproduksi klathak jauh sebelum anaknya lahir, hingga kini cucunya telah berusia 15 tahun.
Keunikan Klathak Khas Karangkobar
Klathak dibuat dari bahan dasar tepung singkong, yang diolah dengan cara tradisional. Adonan tepung singkong ini dibentuk menjadi bulatan kecil, digoreng hingga renyah, dan disajikan dengan taburan gula kelapa yang manis.
Kombinasi tekstur renyah dan rasa manis yang khas menjadikan klathak makanan yang digemari oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Pengolahan klathak secara tradisional menjadi salah satu daya tariknya. Meskipun membutuhkan waktu dan tenaga lebih, cita rasa yang dihasilkan tetap autentik dan tak tergantikan oleh produksi modern.
Klathak sebagai Jajanan Primadona
Meski terbuat dari bahan sederhana, klathak memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Karangkobar dan sekitarnya.
Tidak hanya menjadi jajanan favorit untuk camilan keluarga, klathak juga kerap dijadikan oleh-oleh khas oleh wisatawan yang berkunjung ke Banjarnegara.
Bertahan selama lebih dari tiga dekade, usaha klathak Pak Darto dan Mak Darto menjadi bukti bahwa kuliner tradisional tetap memiliki daya tarik dan nilai ekonomi yang tinggi.
Dengan semangat dan dedikasi mereka, klathak terus menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner Karangkobar.
Pak Darto berharap generasi muda dapat melanjutkan tradisi produksi klathak agar makanan ini tidak punah.
Ia juga menyarankan agar klathak terus dipromosikan sebagai salah satu ikon kuliner Banjarnegara, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.