BANJARNEGARA – Desa Mlaya merupakan salah satu desa di Banjarnegara yang ada di kawasan pegunungan sebelah utara Kecamatan Punggelan, Banjarnegara.
Kontur wilayah pegunungan menjadikan akses ke daerah ini cukup menantang dan terpencil, terutama untuk Dusun Kaliwadas, Sidakarya dan Semangkung.
Meskipun terpencil, Desa Mlaya penuh potensi, utamanya bidang pertanian dan sosial budaya. Di sana terdapat tradisi Kuntulan, tradisi seni tari, sholawat yang berpadu dengan atraksi langka yang nyaris punah.
Karena hal itulah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Banjarnegara menjadikan Deda Mlaya sebagai sasaran Desa Cendekia.
Sebagai wujud nyata program Desa Cendekia di bidang pemberdayaan, Sabtu (5/7/2025) ICMI menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Dakwah Digital bagi Remaja Desa Mlaya.
Program ini didukung sepenuhnya oleh Kantor Kementerian Agama Banjarnegara dengan dana fasilitasi Ormas Islam.
Ketua ICMI Orda Banjarnegara Mukhlish mengungkapkan meskipun kegiatan pelatihan ini tentang dakwah digital, namun konten pelatihan bersifat umum sebagaimana makana luas dakwah sendiri.
“Kita latih para remaja Desa Mlaya hari ini dengan pelatihan mengenai bagaimana membuat konten digital yang dapat dipakai untuk menyeru kebaikan dan juga dapat dipakai untuk mengeksplorasi potensi yang ada di Desa Mlaya,” jelas Mukhlish.
Dalam kegiatan tersebut, ratusan peserta selain diberikan teori pembuatan konten digital, juga diminta mengulas karya film dokumenter berjudul Kuntulan Semangkung.
Narasumber kegiatan Direktur Art Film Banjarnegara Aziz Arifianto mengungkapkan film juga dapat menjadi media pendorong masyarakat untuk sadar terhadap budayanya.
“Desa Mlaya, terutama kesenian Kuntulan dusun Semangkung, merupakan potensi luar biasa yang kalau dibiarkan akan menuju pada kepunahan. Tanggungjawab kita bersama untuk menjadikan Kuntulan tetap lestari,” ujar Aziz.
Kepala Desa Mlaya Wiwi Susanti berharap keberadaan ICMi Banjarnegara dengan program-programnya dapat turut membangun Desa Mlaya agar menjadi lebih maju.
“Hari ini kita melihat orang luar saja peduli dengan Mlaya dengan Kuntulan. Ini menambah semangat kita. Setiap malam Minggu dan malam Kamis kita latihan di Semangkung. Harapan kita Kuntulan bisa lestari, tidak hanya dimainkan oleh para kasepuhan tapi generasi muda juga dapat ikut memainkan dan melestarikan” harap Wiwi.