Dua Siswa SMAN 1 Sigaluh Temukan Fakta Mengejutkan

Teliti Cagar Budaya di Banjarnegara, Dua Siswa SMAN 1 Sigaluh Temukan Fakta Mengejutkan

INFOBANJARNEGARA.com – Dalam rangka Lomba Karya Tulis Ilmiah tentang Cagar Budaya tingkat Provinsi Jawa Tengah Agustus mendatang, dua siswa SMAN 1 Sigaluh membuat karya tulis tentang cagar budaya yang ada di Banjarnegara. Mereka melakukan observasi lapangan, Kamis (13/7/2023) guna melengkapi data penelitian.

Di lapangan, mereka mendapati dua kondisi yang berbeda. Umi Asih yang meneliti cagar budaya bendung Singamerta menemukan bahwa bendungan tersebut masih berfungsi baik menjadi sumber irigasi bagi masyarakat Banjarnegara di bagian selatan sungai Serayu.

“Beberapa bagian memang sudah ada perubahan, karena tahun 1980 sempat direnovasi. Namun secara umum kondisinya bagus, bahkan bisa mengaliri 5.759 hektar lahan pertanian,” jelas Umi.

Tak hanya bendung Singamerta, Umi juga akan menyandingkan penelitiannya dengan bendung Bandjar Tjahjana Werken (BTW) yang bahkan menjadi mega proyek di era kolonial.

Sementara itu, kondisi ngenes ditemukan oleh siswa peneliti lainnya Sofi Eriani tak jauh dari bendungan Singamerta. Ia yang meneliti tentang cagar budaya kereta api di Banjarnegara dihadapkan pada kondisi stasiun Singamerta yang sudah rusak berat.

Stasiun dengan luas bangunan utama 281 meter persegi itu sudah mulai runtuh atapnya, bahkan temboknya dipenuhi semak belukar.

“Sangat memprihatinkan kondisinya. Bagian dalam juga lembab, dan kayu-kayu mulai lapuk. Kami berharap pihak-pihak berwenang seperti PT KAI, Pemerintah Desa, maupun masyarakat lainnya bisa memperhatikan kondisi ini karena stasiun ini punya nilai sejarah tinggi. Saya berharap Pemkab Banjarnegara bisa menerbitkan Perda Cagar Budaya untuk melindungi bangunan bersejarah yang banyak terdapat di Banjarnegara,” harap Sofi.

Ketua Asosiasi Guru Sejarah (AGSI) Jawa Tengah yang juga guru SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono mengungkapkan, pihaknya sengaja membawa para siswa untuk melakukan observasi lapangan.

“Dengan cara itu, mereka jadi melihat langsung permasalahan cagar budaya yang ada di kotanya. Kita berharap ada solusi, atau paling tidak menggugah kesadaran mereka sebagai pewaris dari objek-objek bersejarah yang ada di kota ini,” harap Heni.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *