BANYUMAS — Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Setya Ari Nugraha, mendorong percepatan penerapan Peraturan Daerah (Perda) Ketahanan Keluarga di Kabupaten Banyumas.

Hal itu ia sampaikan dalam workshop bertema “Serumah, Sejiwa, Sesurga” yang digelar di Kemangi Resto, Purwokerto, pada Minggu (6/7/2025). Kegiatan tersebut dihadiri ratusan peserta dari Dapil II Banyumas.

Dalam sambutannya, Ari menegaskan bahwa persoalan keluarga merupakan fondasi utama pembangunan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Ia menilai bahwa penerapan Perda No. 2 Tahun 2018 tentang Ketahanan Keluarga di Jawa Tengah masih berjalan terbatas dan perlu penguatan, khususnya di wilayah Banyumas.

“Peran aktif masyarakat dan komunitas politik sangat dibutuhkan untuk memperkuat ketahanan keluarga,” tegas Ari.

Ari juga menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak, pernikahan dini, dan kekerasan dalam rumah tangga di Banyumas. Ia menilai bahwa fakta-fakta tersebut mencerminkan lemahnya sistem perlindungan keluarga yang harus segera diperbaiki.

c8f1a337-2f65-4a89-98cb-c2e6e61320a9 Dorong Perda Ketahanan Keluarga, Wakil Ketua DPRD Jateng Soroti Kasus di Banyumas

Tak hanya itu, ia mengungkap bahwa angka perceraian di Banyumas menempati peringkat ketiga tertinggi se-Jawa Tengah, berdasarkan data dari Ketua Pengadilan Agama Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, kondisi ini menjadi alarm penting bagi para pemangku kebijakan untuk segera bertindak.

Sebagai bagian dari solusi, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyampaikan bahwa partainya akan memfokuskan program pembinaan dan pemberdayaan keluarga melalui Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK).

Salah satunya melalui Program Prokomerda, yakni Program Pembentukan Peraturan Daerah yang dirancang mendukung lahirnya Perda Ketahanan Keluarga di tingkat kabupaten/kota.

“InsyaAllah, tahun ini program tersebut akan dieksekusi. Ini akan menjadi bagian penting dari arah kebijakan daerah,” tambahnya.

Ari menutup dengan ajakan kepada seluruh struktur PKS serta tokoh masyarakat untuk menjadikan isu ketahanan keluarga sebagai agenda strategis. Ia menekankan bahwa menjaga bangsa dimulai dari rumah.

“Nasionalisme bukan hanya slogan. Nasionalisme adalah ketika kita menjaga Indonesia, dimulai dari keluarga,” pungkasnya.