INFOBANJARNEGARA.com, KOTA TEGAL – Ashim Fikri resmi mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) untuk maju sebagai Calon Wakil Walikota Tegal periode 2024-2029.
Nama Ashim Fikri direkomendasikan untuk berpasangan dengan Faruq Ibnul Haqi yang akan mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Tegal.
Langkah ini menegaskan komitmen PKS untuk mengusung kader muda dalam Pilkada mendatang.
Ashim Fikri, atau lengkapnya Muhammad Ashim Adz Dzorif Fikri, lahir di Tegal pada 4 Agustus 1992. Nama Ashim dikenal luas sebagai putra dari DR. H. Abdul Fikri Faqih, MM, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Dalam keluarga politisi ini, Ashim tumbuh dengan pemahaman yang mendalam tentang dunia politik.
Namun, ketertarikannya pada dunia politik tidak hanya berakar dari keluarganya. Istri Ashim, Arifah Apriliani, juga aktif dalam politik sebagai Anggota DPRD Kabupaten Magelang dari Fraksi PKS.
Meski demikian, Ashim lebih dikenal karena kiprahnya di dunia kreatif. Ia adalah Komisaris PT Indonesia Selalu Kreatif, CEO Arah Production, dan pendiri platform Jatengkita.id.
Di dalam struktur PKS Jawa Tengah, Ashim menjabat sebagai Ketua Bidang Kepemudaan, sebuah posisi strategis yang menghubungkan aspirasi anak muda dengan kebijakan partai.
Cita-Cita Menjadi Pemimpin Daerah
Sejak muda, Ashim telah bercita-cita untuk menjadi seorang pemimpin daerah, baik sebagai bupati atau walikota. Kini, kesempatan untuk mewujudkan impiannya telah tiba.
“Mungkin inilah waktunya untuk ambil peran,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Ashim memandang rekomendasi dari DPP PKS sebagai amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
“Ini bukan sekadar kesempatan, tetapi sebuah ujian untuk membuktikan bahwa anak muda juga bisa berperan dalam pemerintahan,” katanya.
Ashim menyadari bahwa generasi muda sering kali dituntut untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan. Oleh karena itu, ketika peluang itu muncul, ia merasa penting untuk siap memanfaatkan kepercayaan yang diberikan.
“Sebagai kader PKS, saya merasa harus selalu siap ketika ada penugasan. Persiapan itu sudah saya lakukan sejak lama,” ungkap Ashim.
Terkait dengan pandangan publik yang melihat posisinya sebagai hasil dari “privilege” karena pengaruh ayahnya, Ashim menanggapinya dengan tenang.
“Saya rasa itu sesuatu yang wajar. Sama seperti anak dokter yang diharapkan menjadi dokter atau anak guru yang menjadi guru,” jelasnya.
Meski demikian, Ashim menegaskan bahwa semua keputusan partai didasarkan pada mekanisme yang jelas dan transparan.
“Kalaupun ada yang menganggap ini sebagai privilege, itu adalah persepsi publik. Jika hasilnya positif, tentu itu baik. Tetapi jika tidak, maka itulah yang perlu dipersoalkan,” tambahnya.
Sebagai calon wakil walikota yang mewakili generasi muda, Ashim menekankan pentingnya kolaborasi dalam pemerintahan.
“PKS memilih posisi wakil, yang artinya kami siap berkolaborasi untuk memperkuat visi dan misi walikota yang terpilih nantinya,” jelasnya.
Ia juga menyadari bahwa pengalaman politiknya mungkin masih terbatas, namun ia yakin bahwa semangat belajar yang tinggi di kalangan anak muda akan menjadi modal utama dalam membangun masa depan.
“Anak muda mungkin kurang pengalaman, tapi mereka punya semangat belajar yang besar. Dan itu memberikan harapan besar untuk masa depan,” pungkasnya.