Infobanjarnegara.com – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar pada 27 November mendatang, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kecamatan Sigaluh menggelar kegiatan edukasi di SMAN 1 Sigaluh.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengajak para siswa memerangi praktik money politics atau politik uang yang masih marak terjadi di masyarakat.
Dalam acara yang berlangsung pada Selasa (24/9/2024), Sugiyatno, mantan Komisioner Bawaslu Kabupaten Banjarnegara sekaligus narasumber kegiatan, menjelaskan kepada para siswa mengenai bahaya politik uang.
Menurutnya, money politics adalah bentuk kecurangan yang merusak integritas demokrasi. Sugiyatno menegaskan bahwa janji memberikan sesuatu kepada pemilih, baik uang atau barang, agar memilih calon tertentu merupakan tindakan yang dapat dipidana.
“Menjanjikan sesuatu saja sudah termasuk money politics. Contohnya, serangan fajar di mana pemberi memberikan uang merah atau biru. Baik pemberi maupun penerima sama-sama bisa dikenai pidana sesuai undang-undang,” jelas Sugiyatno.
Baca Juga: SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Sukses Gelar Karya P5, Angkat Kearifan Lokal Barlingmas
Ia juga mengingatkan bahwa praktik politik uang sering kali menjadi awal dari tindak korupsi ketika seorang politisi terpilih.
Ia mencontohkan kasus korupsi di Malang, di mana seluruh anggota DPRD setempat dipenjara karena terlibat dalam praktik korupsi yang dimulai dari politik uang.
“Ketika seseorang memenangkan jabatan dengan cara curang seperti ini, besar kemungkinan dia akan menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Itu yang terjadi di banyak kasus korupsi saat ini,” lanjutnya.
Baca Juga: Pj Bupati Banjarnegara Resmikan Rumah Baca Purnama di Desa Luwung. Begini Harapannya
Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Bawaslu Kecamatan Sigaluh, Siti Salamah, mengajak para siswa untuk berperan aktif dalam mengawasi jalannya Pemilu.
Ia berharap generasi muda dapat menjadi ujung tombak dalam memerangi politik uang yang masih banyak terjadi.
“Adik-adik sebagai generasi muda punya peran penting untuk mengawal Pemilu yang jujur dan adil. Bersama rakyat kita awasi Pemilu, bersama Bawaslu kita tegakkan keadilan Pemilu,” tegas Siti.
Muhammad Danang, salah satu siswa yang hadir, mengakui bahwa terkadang situasi politik uang bisa membingungkan bagi anak muda. Namun, setelah mendengar penjelasan dari Bawaslu, ia menyadari pentingnya menolak politik uang demi masa depan yang lebih baik.
“Sebagai generasi muda, kita kadang bingung ketika ditawari money politics. Tapi melihat risiko hukumnya dan dampaknya, ya kita harus menolaknya demi kebaikan bersama,” ujar Danang.
Kegiatan edukasi seperti ini diharapkan dapat membangun kesadaran para siswa dan masyarakat umum mengenai pentingnya menjaga integritas Pemilu.
Dengan demikian, diharapkan Pilkada 2024 dapat berjalan dengan jujur, adil, dan bebas dari politik uang, demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
» Klik info lainnya di Google News INFO BANJARNEGARA
» Ikuti Saluran Infobanjarnegara.com di WhatsApp: INFO BANJARNEGARA