BANJARNEGARA – Semangat kemerdekaan tidak hanya hidup di kota besar, tetapi juga di desa-desa yang menyimpan jejak panjang perjuangan rakyat kecil. Hal itu tergambar dalam Malam Tasyakuran HUT RI ke-80 di RT 2 RW 1 Desa Petambakan, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Sabtu (16/8/2025).

Dalam kesempatan itu, sejarawan lokal Banjarnegara, Heni Purwono, menegaskan bahwa sejarah selalu bisa menjadi pemantik revolusi dari kalangan wong cilik. Menurut Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah tersebut, kemerdekaan Indonesia tidak mungkin tercapai tanpa dukungan rakyat kecil yang dengan sukarela ikut berjuang dalam perang revolusi.

“Kita bisa belajar dari Pati, dari Ki Ageng Pamanahan hingga Samin Surosentiko, selalu ada perlawanan rakyat kecil terhadap penguasa yang menindas. Sukarno dan Hatta pun tidak akan berhasil tanpa dukungan wong cilik,” ujar Heni.

7a1dc654-7999-4b71-b466-22150e226d6d Api Sejarah dari Petambakan: Wong Cilik Banjarnegara Jadi Inspirasi Perjuangan Kemerdekaan

Ia juga mengingatkan bahwa Desa Petambakan memiliki akar sejarah perjuangan yang kuat, mulai dari masa Islamisasi oleh trio Sunan Gripit, Sunan Giri Wasiyat, hingga tokoh besar Mangunyudha Seda Loji. Bahkan sejak abad ke-18, wilayah Banjarnegara sudah menjadi basis perjuangan melawan kolonial, termasuk dalam Perang Diponegoro hingga revolusi kemerdekaan.

“Modal akar sejarah ini harus menjadi motivasi kita agar generasi penerus tumbuh menjadi pribadi tangguh dan solih, siap berperan besar di sepanjang masa,” tegasnya.

Acara malam tasyakuran diisi doa bersama, renungan yang dipandu mahasiswa KKN UIN Syaizu Purwokerto, dan ditutup dengan nonton bareng film perjuangan. Suasana kebersamaan semakin terasa dengan makan bersama warga.

Selain itu, rangkaian kemeriahan Agustusan di Desa Petambakan terus berlanjut. Pagi harinya digelar upacara bendera dan berbagai lomba. Puncak acara akan dilaksanakan pada 18 Agustus mendatang, ditandai dengan jalan sehat se-Desa Petambakan, adu bantal di atas kolam, serta tradisi Parak Iwak Lele di Dusun Punal sebagai penutup rangkaian perayaan.