BANJARNEGARA – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X meninjau keberadaan batu berukir gambar menyerupai ikan di sungai Pundung, Dusun Brayut, Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, Kamis (21/8/2025).

Peninjauan dilakukan oleh arkeolog BPK Wilayah X Wardiyah Sulaiman bersama tim. Sayangnya, kondisi batu berukir tersebut longsor ke sungai sehingga bagian yang berukir tidak terlihat. Tim BPK Wilayah X didampingi oleh Kades Gembongan Rakim, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono dan sesepuh Dusun Brayut.

“Sayangnya kondisinya terbalik sehingga kita tidak bisa melihat secara langsung. Tapi foto kondisi awalnya kita sudah punya. Kami berharap nanti pihak Desa Gembongan bisa membantu memperbaiki posisi batu tersebut agar terlihat dan juga melakukan penelusuran sungai ini karena melihat lingkungannya memang menarik, potensial menyimpan artefak,” ujar Wardiyah.

batu-berukir-3-1024x472 Batu Berukir Misterius di Gembongan: Potensi Jejak Peradaban Kuno di Banjarnegara

Kepala Desa Gembongan Rakim mengungkapkan dalam waktu dekat pihaknya bersama warga akan berusaha mengubah posisi batu berukir agar letaknya lebih terlihat.

“Nanti kita gerakkan warga untuk mengubah posisi batu, karena cukup besar, ber ton-ton beratnya. Kami sangat mendukung penelitian lebih lanjut batu tersebut,” ujar Rakim.

Ketua TACB Banjarnegara Heni Purwono mengungkapkan pihaknya berharap agar semua pihak mendukung upaya ini, siapa tahu Gembongan dapat menjadi pusat kajian kebudayaan kuno.

“Memang masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Namun saya berkeyakinan tempat ini memang punya sejarah yang panjang dan penting. Apa lagi kalau melihat tren temuan arkeologis di wilayah barat mulai dari Bumiayu, lalu di Papringan Banyumas juga ada kapak neolitik. Ini kan lokasinya juga masih sejalur dengan sungai Serayu, letaknya juga sangat terjangkau dari jalan nasional. Kalau ternyata dugaan saya benar, masyarakat di sini dapat mengembangkannya menjadi destinasi penelitian dan juga wisata sejarah,” jelas Heni.