SURAKARTA – Menghadapi tahun ajaran baru, dengan pendekatan baru Pembelajaran Mendalam, guru sejarah yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Solo menggelar kegiatan bertajuk Plesiran.
Plesiran ini tentu bukan sekadar piknik biasa, namun akronim dari Pendalaman Materi Ajar di Situs Sejarah yang Menggembirakan (Plesiran).
Objek yang didatangi tak tanggung-tanggung karena berada di Temanggung, yaitu situs kebudayaan mas Hindu Budha Liyangan yang dianggap terlengkap oleh Balai Arkeologi BRIN Yogyakarta.
Ketua AGSI Solo Endang Purwatiningsih, Jumat (11/7/2025) mengungkapkan kegiatan ini dalam rangka membekali guru sejarah Kota Solo dengan konsep Pembelajaran Mendalam yang didalamnya dibutuhkan kolaborasi antar berbagai pihak dan juga kontekstualisasi yang sesuai dengan lingkungan siswa.
“Selain situs Liyangan, kami juga mengunjungi candi Pringapus, Gondosuli dan juga melihat prasasti Wanua Tnah 2 di pendopo Bupati Temanggung,” jelas Endang.
Tak sendiri, mereka juga turut dibersamai oleh ahli filologi dan ahli epigrafi yaitu Rendra Agusta dari Sradha Institut Solo dan Gunawan Sambodo dari Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia yang juga anggota TACB Kabupaten Temanggung.
“Jadi kita ingin nanti di sekolah-sekolah di Solo benar-benar bisa menerapkan Pembelajaran Mendalam dan kita latih secara teori maupun praktiknya di sini. Kita ajak para guru bagaimana teknik ketika menjelajah situs, membaca prasasti dan inskripsi bahkan bagaimana berkomunikasi dan menjalin kolaborasi dengan para ahli sejarah yang nantinya bisa dilibatkan dalam pembelajaran. Saya yakin ini akan sangat bermanfaat di tengah kebingungan para guru dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam,” ujar Endang.
Untuk diketahui, pemerintah pada tahun ajaran baru ini menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam, menggantikan konsep Diferensiasi Pembelajaran era Merdeka Belajar, dan menghapuskan P5 menjadi pembelajaran projek inkuiri kolaboratif.
Para guru dituntut membuat projek antar mata pelajaran dengan melibatkan kolaborasi antar guru dan juga praktisi keilmuan, agar didapatkan pembelajaran yang mendalam dan kontekstual bagi siswa.