Infobanjarnegara.com – Pelestarian cagar budaya di Kabupaten Banjarnegara menjadi perhatian serius, terutama karena keterbatasan anggaran daerah dalam melestarikan situs-situs bersejarah yang ada.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara, Heni Purwono, menyatakan perlunya dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk melanjutkan upaya pelestarian tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Heni dalam rapat “Inventarisasi Usulan Program Kegiatan Sumber Pendanaan APBN Bidang Cipta Karya,” yang digelar pada Rabu (25/9/2024) di Ruang Pangripta Bhakti Baperlitbang Banjarnegara.
“Beberapa kawasan cagar budaya, seperti situs Gumelem dan Purwareja Klampok, harus segera dilestarikan sesuai dengan kaidah cagar budaya. Selain itu, struktur bekas perkeretaapian SDS dan bangunan-bangunan kolonial juga memerlukan perhatian khusus untuk perawatan dan penetapan status cagar budaya,” jelas Heni.
TACB Banjarnegara, yang baru dibentuk pada awal tahun 2024, sudah menunjukkan hasil positif dengan berhasil menetapkan tujuh objek cagar budaya yang diresmikan oleh Bupati Banjarnegara.
Heni menyebut bahwa ada beberapa objek potensial untuk menjadi cagar budaya tingkat nasional, salah satunya Bendungan Bandjar Tjahjana Werken (BTW).
Bendungan ini adalah proyek kolonial besar terkait politik etis pada masanya. Selain itu, kawasan situs Pabrik Gula Klampok juga dianggap penting karena kaitannya dengan tokoh nasional seperti Otto Iskandar Dinata dan musikus legendaris Soetedja.
Usulan Pendanaan APBN 2026-2029
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Infrastruktur dan Perencanaan Wilayah (IPW) Baperlitbang Banjarnegara, Nurwahid Ridho, menjelaskan bahwa inventarisasi ini dilakukan sebagai langkah awal pengajuan pendanaan dari pemerintah pusat untuk periode 2026-2029.
Baca Juga: Lazismu Banjarnegara Apresiasi Program Pengelolaan Sampah Desa Balun
“Saat ini, kami sudah memiliki kajian mengenai kawasan kota pusaka Klampok. Harapannya, beberapa usulan yang kami ajukan bisa disetujui dan didanai oleh APBN. Kami akan terus berkoordinasi dengan TACB, khususnya untuk objek yang sudah resmi ditetapkan sebagai cagar budaya,” ungkap Nurwahid.
Dukungan APBN sangat diharapkan, mengingat keberadaan cagar budaya tidak hanya penting dari sisi sejarah dan kebudayaan, tetapi juga sebagai potensi pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Dengan kerjasama yang erat antara TACB, pemerintah daerah, dan pusat, diharapkan pelestarian cagar budaya di Banjarnegara dapat terlaksana dengan baik, membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan generasi mendatang.
» Klik info lainnya di Google News INFO BANJARNEGARA
» Ikuti Saluran Infobanjarnegara.com di WhatsApp: INFO BANJARNEGARA