INFOBANJARNEGARA.com – Jelang pelaksanaan Dieng Culture Festival (DCF) yang akan digelar pada akhir Agustus mendatang, sebuah webinar menarik digelar untuk mengupas misteri tokoh Kolodete, yang masih menjadi teka-teki hingga kini. Kolodete, yang dipercaya sebagai nenek moyang anak-anak berambut gimbal di Dieng dan sekitarnya, menjadi sorotan utama dalam acara tersebut.
Webinar yang diselenggarakan oleh Komunitas Kolodete pada Jumat malam (9/8/2024) menghadirkan Ketua MGMP Sejarah SMA Provinsi Jawa Tengah, Rinto Budi Santosa, sebagai narasumber. Rinto, yang juga merupakan guru sejarah di SMAN 1 Sapuran Wonosobo, memaparkan berbagai versi mengenai keberadaan Kolodete. Menurutnya, ada versi Hindu dan Islam yang menjelaskan bahwa Kolodete adalah pendiri awal Wonosobo dan moyang dari anak-anak berambut gimbal.
Rinto menjelaskan bahwa Kolodete diyakini telah bersumpah bahwa sebelum masyarakat Dieng mencapai kesejahteraan, akan ada anak-anak yang lahir dengan rambut gimbal.
“Kolodete bersumpah bahwa sebelum masyarakat Dieng sejahtera, maka akan ada anak yang berambut gimbal,” ungkap Rinto.
Dalam kesempatan tersebut, Rinto juga menjelaskan bahwa tidak ada permintaan memberatkan dari anak-anak berambut gimbal ketika mereka menjalani prosesi ruwat dan pemotongan rambut.
“Permintaan mereka biasanya sederhana, seperti kambing, tempe kemul, atau bahkan kentut kepala desa. Tidak ada yang meminta benda mahal seperti motor atau mobil,” tambahnya.
Webinar ini juga dihadiri oleh beberapa peserta yang memiliki anak berambut gimbal, termasuk Heri Susanti dari Jawa Timur. Heri menceritakan pengalaman uniknya saat anak-anaknya yang berambut gimbal tidak menjalani ritual larungan seperti di Wonosobo.
“Anak saya sembuh dengan ritual Islam, dibacakan yasin tahlil, dan permintaan anak kami dipenuhi. Alhamdulillah, gimbal mereka sembuh,” kenangnya.
Ketua Komunitas Kolodete, Sugiono Wonodipuro, menyatakan bahwa webinar ini merupakan bagian dari persiapan untuk Dieng Culture Festival. Sugiono berharap, dengan adanya acara ini, masyarakat dapat lebih memahami budaya Wonosobo dan bagi para guru sejarah, informasi ini dapat dijadikan bahan pembelajaran.
“Kami juga berharap wisatawan akan datang langsung ke Dieng untuk menyaksikan prosesi ruwat anak-anak berambut gimbal,” tutup Sugiono.