INFOBANJARNEGARA.com – Gangsiran Aswatama, merupakan situs cagar budaya berupa semacam sumur yang berada tak jauh dari kompleks Candi Arjuna.
Dari namanya Gangsiran yang berarti galian, sedangkan Aswatama adalah tokoh perwayangan yang memiliki kesaktian bisa amblas ke dalam tanah.
Gangsiran Aswatama dibangun sekitar abad ke 8 bersamaan dengan pembangunan candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng.
Dikutip dari laman Instagram Achmad Noer Cholis diperkirakan sumur ini digunakan untuk mengendalikan banjir yang membanjiri kawasan kompleks Candi Arjuna, karena dulunya kawasan Dataran Tinggi Dieng menyerupai kawasan rawa-rawa. Bahkan kompleks candi Arjuna sendiri ketika pertama kali ditemukan itu tergenang air.
Uniknya lagi antara sumur satu dengan yang lainnya saling terkoneksi melalui terowongan bawah tanah, bisa disebut semacam saluran air bawah tanah purba.
Sebenarnya di Dataran Tinggi Dieng sendiri ditemukan 44 buah gangsiran yang saling terhubung. Hanya beberapa saluran yang dirawat dengan baik. Dibuatkan pagar dan diberi atap serta keterangan yang menunjukkan saluran ini merupakan peninggalan kebudayaan dari generasi terdahulu dan dilindungi sebagai cagar budaya. Sebagai salah satu bukti di masa lalu masyarakat Nusantara sudah memiliki pengetahuan yang maju.
.